11 Nov 2010

sikap seseorang


NAMA: AKBAR. PRATAMAJI
KELAS: 1KA21
NPM: 10110471
Angkatan: 2010
Link:


                                                                                MAPPING THE SUBJECT
                Apa yang mempengaruhi sikap seseorang?apakah ada pengaruh lingkungan?
Pertanyaan Ini mungkin ada di benak smua orang, kita ketahui sikap seseorang bsa berubah – ubah. Tergantung dari diri seseorang tersebut juga. Pengaruh lingkungan juga bisa saja terjadi. Jika seseorang tinggal di lingkungan yang kehidupan sosialnya keras, maka sikap orang tersebut bisa terpengaruh. Orang tersebut akan mempunyai sikap keras ,mengikuti lingkungannya. Jika saja orang tersebut tinggal di lingkungan yang kehidupan sosialnya sopan dan ramah, maka sikap orang tersebut akan sopan dan ramah.
                Lingkungan sangat mempengaruhi sikap seseorang. Bahkan sifatnya pun akan sama. Fakta yang ada telah ada. Lingkungan sosial di jakarta contohnnya, kehidupan sosial disini sangat keras. Hingga sikap orang – orang yang tinggal di jakarta terlihat sangat keras. Berbeda dengan orang yang tinggal di daerah –daerah seoerti : jawa. Orang jawa cenderung lebih sopan dan ramah tamah. Bahasa dan ucapannya juga lebih sopan dibanding orang yang tinggal di kota seperti jakarta.
                Tidak hanya faktor lingkungan saja yang mempengaruhi . ada beberapa faktor lain. Sperti:
·         1. Pengalaman pribadi
·         Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
·         2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
·         Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap kita terhadap sesuatu.
·         Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
·         3. Pengaruh kebudayaan
·         Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
·         4. Media massa
·         Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
·         5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
·         Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.
·         6. Pengaruh faktor emosional
·         Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Aswar, 2000 : 30-38)
·         Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita.
·         Sikap:
·         - suka mendekat, mencari tahu, bergabung
·         - tidak suka menghindar, menjauhi
·          
·         Definisi:
·         1. berorientasi kepada respon
·          
·         : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek
·         2. berorientasi kepada kesiapan respon
·          
·         : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
·         : suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.
·         3. berorientasi kepada skema triadik
·          
·         : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.
·         Secara sederhana sikap didefinisikan :
·         Ekspresi sederhana dari bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal.
·         Cth: sikap dalam kehidupan sehari-hari pada iklan
·         ~ parpol
·         ~ opini
·          
·          
·         Teori Tentang Sikap
·         1. Teori Keseimbangan
·         - Fokus: upaya individu untuk tetap konsisten dalam beersikap dalam hidup
·         - Teori keseimbangan dalam bentuk sederhana:
·         - Melibatkan hubungan-hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan:
·         # Sikap favorable (baik, suka, positif)
·         # Sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif)
·         - Pembentukan sikap tersebut dapat dapat seimbang atau tidak seimbang
·         - Contoh:
·         -
·         - Suatu sistem seimbang terjadi apabila seseorang sependapat dengan orang lain yang disukainya atau tidak sependapat dengan orang yang tidak disukainya
·         - Ketidakseimbangan terjadi bila seseorang tidak sependapat dengan orang yang disukainya atau sependapat dengan orang yang tidak disukainya.
·         -
·         - Hubungan afeksi dapat menghasilkan sistem yang tidak seimbang menjadi seimbang.
·          
·          
·         Situasi seimbang Situasi tidak seimbang
·          
·         2. Teori Konsistensi Kognitif-Afektif
·         - Fokus: bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya
·         - Penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.
·         - Contoh: tidak jadi makan di restoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal padahal dia belum pernah makan disana
·         3. Teori Ketidaksesuaian (Dissonance Theory)
·         - Fokus: individu; menyelaraskan elemen-elemen kognisi, pemikiran atau struktur (Konsonansi : selaras).
·         - Disonansi : ketidakseimbangan, yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.
·         - Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menggangu logika dan pengharapan
·         - Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan”
·         konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok”.
·         - Cara mengurangi Disonansi:
·         a. Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya : stop merokok
·         b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya: tidak percaya rokok merusak kesehatan
·         4. Teori Atribusi
·         - Fokus: individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi.
·         - Implikasinya adalah perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.
·         - Contoh: memasak setiap ada kesempatan  baru sadar kalau dirinya suka menyukai / hobi memasak
·          
·         Pengukuran Sikap
·         - Secara ilmiah sikap dapat diukur, dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka
·         - Dua metode pengukuran sikap:
·         1. Metode Self Report
·         2. Pengukuran Involuntary Behavior

·         Self Report
·         Misalnya ketika menyatakan kesukaan terhadap objek saat ditanya dalam interview atau menuliskan evalusi-evalusi dari suatu kuesioner
·  dalam metode ini, jawaban yang diberikan dapat dijadikan idikator sikap seseorang
·         Kelemahan: jika individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat diketahui pendapat atau sikapnya.
·        Self Report terdiri dari:
·         a. Public Opinion Polling
·         o Digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang berkaitan dengan opini.
·         o Digunakan untuk meramalkan sesuatu atau menyediakan informasi, misalnya:
·         - Pro dan kontra aborsi
·         - Pembelian suatu produk (representatif)
·         o Empat langkah polling:
·         1. Seleksi terhadap sampel dari responden
·         2. Menyusun item-item sikap
·         3. Mengambil data terhadap sampel
·         4. Tabulasi data
·         o Dalam pengukuran Public Opini Polling, item skala terdiri dari:
·         - Pertanyaan-pertanyaan tentang objek
·         - Format jawaban: tertutup (setuju – tidak setuju), terbuka
·         Misalnya:
·         Aborsi tidak dilarang agama (pertanyaan tertutup):
·         (...) sangat setuju
·         (...) setuju
·         ( v) tidak tahu
·         (...) tidak setuju
·         (...) sangat tidak setuju
·         Saya lebih suka membeli tabloid (pertanyaan terbuka):
·         a. Olahraga
·         b. Wanita
·         c. Gosip
·         d. Film
·         e. Lain-lain, sebutkan ............
·         b. Skala Sikap
·         o Yaitu: kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap
·         o Mencoba memperoleh pengukuran yang tepat tentang sikap seseorang
·         o Akurasi pengukuran dilakukan dengan penggunaan beberapa item yang berkaitan dengan isyu yang sama
·         o Skala sikap melibatkan: belief dan opini terhadap suatu objek
·         o Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap dikenal dengan statement (pernyataan yang menyangkut objek psikologis).
·          
·         Pengukuran Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung)
·         Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau dapat dilakukan oleh responden
·         Dalam banyak situasi, akurasi pengukuran sikap dipengaruhi oleh kerelaan responden
·         Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
·         Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai dari fasial reaction, voice tones, body gesture, keringat, dilatasi pupil mata, detak jantung, dan beberapa aspek fisiologis lainnya.
·         Faktor-faktor Perubah Sikap
·         Perubahan Sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
·         1. Sumber dari pesan
·         o Sumber pesan dapat berasal dari: seseorang, kelompok, institusi
·         o Dua ciri penting dari sumber pesan:
·         a. Kredibilitas
·         semakin percaya dengan orang yang mengirimkan pesan, maka kita akan semakin menyukai untuk dipengaruhi oleh pemberi pesan.
·         Dua aspek penting dalam kredibilitas, yaitu:
·         - Keahlian keahlian dan kepercayaan saling berkaitan
·         - Kepercayaan
·         Tingkat kredibilitas berpengaruh terhadap daya persuasif
·         Kredibilitas tinggi daya persuasif tinggi
·         Kredibilitas rendah daya persuatif rendah
·         b. Daya Tarik
·         Kredibilitas masih perlu ditambah daya tarik agar lebih persuatif
·         Efektivitas daya tarik dipengaruhi oleh:
·         - daya tarik fisik
·         - menyenangkan
·         - kemiripan
·         2. Pesan (Isi pesan)
·         oUmumnya berupa kata-kata dan simbol-simbol lain yang menyampaikan informasi
·         o Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan:
·         a. Usulan
·         suatu pernyataan yang kita terima secara tidak kritis
·         pesan dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk sikap, dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya
·         Cth: iklan di TV
·         b. Menakuti
·         cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut-nakuti
·         Jika terlalu berlebihan maka orang menjadi takut, sehingga informasi justru dijauhi
·         c. Pesan Satu sisi dan dua sisi
·         Pesan satu sisi paling efektif jika orang dalam keadaan netral atau sudah menyukai suatu pesan
·         Pesan dua sisi lebih disukai untuk mengubah pandangan yang bertentangan
·         3. Penerima Pesan
·         o Beberapa ciri penerima pesan:
·         a. Influenceability
·         sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk, meski demikian:
·         - anak-anak lebih mudah dipengaruhi daripada orang dewasa
·         - orang berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi daripada yang berpendidikan tinggi
·         b. Arah Perhatian dan Penafsiran
·         Pesan akan berpengaruh pada penerima, tergantung dari persepsi dan penafsirannya
·         yang terpenting : pesan yang dikirim ke tangan orang pertama, mungkin dapat berbeda jika info sampai ke penerima kedua.
·         c. Kekebalan (saat menerima info yang berlawanan)
·         konsekuensi menerima pesan 1 sisi dan 2 sisi:
·         - Orang yang menerima, beberapa minggu kemudian kelihatan berbeda pendapat sesuai posisinya
·         - Pesan yang berlawanan akan lebih efektif pada penerima pesan satu sisi
Sikap yang dimiliki seseorang juga memiliki pengendaliannya.
Mengendalikan diri termasuk mengendalikan ego, mengendalikan hawa nafsu, mengendalikan emosi, mengendalikan rasa iri, mengendalikan kemalasan, mengendalikan rasio, dan banyak lagi lainnya.
Mengendalikan diri juga termasuk tidak memikirkan keuntungan diri sendiri, tidak membeli sesuatu hanya karena kesenangan dan keinginan semata, tidak mengeluh dan marah - marah tak jelas saat segalanya berjalan buruk, tidak takut salah dan kalah, tidak mengundur - undur segala hal yang harus diselesaikan sekarang, tidak terlambat saat janji, tidak moody, dan lainnya.
Belum disebut semua saja, saya sudah menahan nafas karena rasanya di kepala saya terdengar suara.."itu semua kekurangan yg disebutin...., gue banget..." :)

Mengendalikan diri saya katakan sebagai hal tersulit, karena lawan yang dihadapi adalah diri sendiri.
Apakah kita akan mampu mengalahkan semua ego dan sifat buruk yang mendegradasi kemampuan kita, atau justru terbawa arus yang akhirnya akan menghancurkan semua sikap positif yang telah di bangun bertahun - tahun.

Sebagaimana kita ketahui, memandang gajah di seberang sangatlah mudah, tapi memandang semut di pelupuk mata sangatlah sulit. Maka begitu juga yang terjadi, saat memandang dan mencari kesalahan orang lain adalah mudah, tapi melihat kesalahan dan kekurangan diri sendiri adalah sulit.
Tanpa pengenalan kemampuan serta kekurangan diri yang benar, saya yakin kita tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri.

Biasanya pengendalian diri yang tersulit justru saat posisi kita sedang nyaman.
Segalanya ada di tangan, dan semuanya hampir tercapai. Ibaratnya tinggal satu sentuhan terakhir.
Mengapa? Karena cenderungnya saat segalanya berada dalam kendali kita, maka kita merasa berkuasa dan merasa semua yang kita putuskan akan menjadi benar.
Dan ibaratnya sedang bermain Uno Sticko (betul tidak ya tulisannya?), satu langkah salah, maka semua susunan akan rubuh tak bersisa.
Tanpa pengendalian diri yang kuat, tidak akan ada keputusan akhir yang bijaksana, taktis, dan sukses.
Mungkin untuk lebih pastinya, tanpa membiasakan diri dengan pengendalian diri yang kuat, tidak akan ada refleks untuk membuat keputusan dan bertindak penuh kebijaksanaan, taktis, dan sukses.

Mengapa saya menggunakan kata 'membiasakan diri' sebelum 'pengendalian diri'?
Karena sangat perlu untuk membiasakan diri untuk menciptakan refleks tersebut pada saat - saat yang menentukan. Sebagaimana kita ketahui, 90% saat yang menentukan, datang tiba - tiba dan tanpaaba - aba.
Hanya satu kali, dan setelah itu berlalu, maka lewat dan selesailah sudah. Kita sukses atau gagal.
Kita semua juga tahu, tidak ada gunanya menyesali yang sudah terjadi. Maka jauh lebih penting untuk mempersiapkan apa yang belum dan akan terjadi. Itulah di mana fungsi membiasakan untuk menciptakan refleks itu diperlukan.

Pengendalian diri tanpa membiasakan diri adalah sama seperti orang sakit flu yang pantang makan ice cream. Begitu sakitnya hilang, ia lupa, dan makan ice cream lagi banyak - banyak.
Kesalahan yang sama memiliki tingkat persentase yang lebih tinggi untuk terulang kembali. Begitu juga dengan ketidaksuksesan dan kegagalan.
Sedangkan orang yang terbiasa mengendalikan diri adalah orang yang mengetahui takaran secara refleks kapan, di mana, dan seberapa banyak ice cream yang bolek ia nikmati. (Ia nikmati, bukan ia makan)
Kesalahan dan ketidaksuksesan memiliki persentase yang sangat kecil hingga tidak mungkin, untuk bisa terulang lagi. Jadi seseorang dapat berubah sikapnya dari banyak hal, tidak hanya dari lingkungannya saja. Dan satu yang pasti, percaya atau tidak percaya, dengan membiasakan untuk mengendalikan diri, maka kita telah mengerjakan separuh dari usaha, kerja keras, disiplin diri, dedikasi, profesionalisme, dan integritas diri yang diperlukan untuk mencapai sebuah kesuksesan.
Tentu saja kesuksesan yang saya maksud adalah sukses dalam segala bidang termasuk usaha dan pekerjaan, hubungan antar manusia, dan yang paling berarti, yaitu: hidup.

Contoh sikap seseorang yang keras kepala:
Seseorang yang tidak mau mendengar nasihat orang lain, tidak pernah mau di nasehati. Orang yang seperti ini banyak di musuhi. Tidak akan pernah mempunyai banyak teman.
SUMBER : WWW.GOOGLE.SEARCH. mencari di google.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar