25 Mar 2012

Perihal kalah tarung

Bagaimana bila jurus dan siasatmu yang paling ampuh tak mampu meredakan ia? memindah ia dari berdirinya.

   atau jika belukar dan bebatang tinggi menampik menjagamu,menyamarkanmu dari tatapannya yang berjaga.

Tentu kamu lebih menunggu guntur di langit bertandang dan menyambar ia yang masih memainkan jurus yang tak mampu kamu elakkan.

Kamu yang telah memainkan segala senjata,yang menampakkan itikad menyentuh bagian jantungnya. semua muslihatmu telah ia kira, telah ia hitung sampai pada tusukan pedangmu yang terhalus.

   Tentu ia lebih banyak mendaras kitab di banding kamu yang hanya sebatas mengeja.

Maka, biar jurusnya menghampirimu. Pasrah saja pada gerak di depan mata. Namun, amati segala laku yang disimpan tinju itu. kamu tentu tak menduga bila tinjunya melepas bayangan yang berniat meninggalkan jejak memar pada dadamu.

Atau bila tiba-tiba telapak itu berujud pedang,menyentuh dan meninggalkan sayatan atau irisan pada kulitmu.

Semua lagak lagamnya tentu kamu simpan dalam kenangan. Kelak, kamu berharap akan berjumpa lagi dengannya. mengembalikan segala memar dan luka yang ia tinggalkan.

Tentu kamu harus teguh mengucap doa agar jurus termahirnya tidak menyentuh tubuh dalammu dan membalikmu menuju tanah basah yang tak pernah kamu rasa.

  bila demikian, kamu tentu mengucap selamat tinggal bukan?
 sumber:
oleh: Dody Kristianto, Kompas minggu,25 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar